Jumat, 17 Februari 2017

Laporan Tentang Daerah Otonom Kabupaten Banyumas

Hay hay balik lagi nih aku :)
Aku kali ini mau kasih tau daerah tempat lahirnya aku.. Oh ya aku lahir di Banyumas tau ngga Banyumas tuh dimana?? Kalo ngga tau aku informasiin ya tapi ngga lengkap lengkap banget :v 


Profil Kabupaten Banyumas
Description: E:\+ Gambar +\Kelas 9\Banyumas\Peta.jpg
Luas wilayah Kabupaten Banyumas sekitar 1.329,02 km2 atau setara dengan 132.759,56 ha, dengan keadaan wilayah antara daratan dan pegunungan dengan struktur pegunungan terdiri dari sebagian lembah Sungai Serayu untuk tanah pertanian, sebagian dataran tinggi untuk pemukiman dan pekarangan, dan sebagian pegunungan untuk perkebunan dan hutan tropis terletak di lereng Gunung Slamet sebelah selatan.Bumi dan kekayaan Kabupaten Banyumas masih tergolong potensial karena terdapat pegunungan Slamet dengan ketinggian puncak dari permukaan air laut sekitar 3.400 M dan masih aktif.
Keadaan cuaca dan iklim di Kabupaten Banyumas memiliki iklim tropis basah. Karena terletak di antara lereng pegunungan jauh dari pesisir pantai maka pengaruh angin laut tidak begitu tampak. Namun dengan adanya dataran rendah yang seimbang dengan pantai selatan angin hampir nampak bersimpangan antara pegunungan dengan lembah dengan tekanan rata-rata antara 1.001 mbs, dengan suhu udara berkisar antara 21,4 °C - 30,9 °C.
Dengan batas wilayah bagian utara adalah Gunung Slamet, kabupaten Tegal dan kabupaten Pemalang. Bagian selatan berbatasan dengan Kabupaten Cilacap. Baian barat berbatasan dengan Kabupaten Cilacap dan kabupaten Brebes. Dan bagian timur berbatasan dengan Kabupaten Purbalingga, kabupaten Kebumen, dan kabupaten Banjarnegara.
                                                                                                                                       









Sejarah Kabupaten Banyumas
          Diceritakan, bahwa Adipati Wirasaba yang bernama Wargautama I (satu) memerintah rakyat.Kadipaten Wirasaba dengan arif dan bijaksana. Keberhasilan dalam menjalankan pemerintahan membuat rakyat Kadipaten Wirasaba hidup makmur, aman dan damai. Sepeninggal Raden Wargautama I, kedudukan digantikan oleh menantunya, Raden Bagus Mangun atau Raden Semangun, yang disebut juga Joko Kaiman, Putra Raden Banyaksosro. Raden Mangun disebut Raden Wargautama II (dua).Adipati Wargautama II membagi tanah Kadipaten Wirasaba menjadi empat bagian untuk diserahkan kepada empat orang putranya. Sejak itu beliau dikenal dengan sebutan Adipati Mrapat artinya adipati yang membagi empat. Di kemudian hari keempat daerah ini dikenal dengan istilah Catur Tunggal.Tanah tersebuat di sebelah barat daya Desa Kejawar. Di sana terdapat pepohonan yang bernama pohon tembangan. Warnanya seperti emas.Dengan berbagai pertimbangan dan saran dari para cerdik pandai, akhirnya Adipati Mrapat memutuskan untuk malaksanakan apa yang diwangsitkan, yaitu membuka hutan. Berangkatlah Adipati Mrapat dengan rakyatnya yang setia dan siap berjuang membuka daerah permukiman baru. Tidak terhitung berapa lamanya membuka hutan, akhirnya selesai dan kota pun menjelma atau terwujud.Setelah Adipati Mrapat wafat digantikan putranya secara turun temurun. Berturut turut antara lain R. Ng Mertasure i, R Ng Mertayuda dan seterusnya.
            Cerita kedua menyebutkan bahwa ketika rakyat membangun pusat pemerintah kebetulan ada kayu besar hanyut di Sungai Serayu. Kayu itu bernama pohon “Kayu Mas“. Kayu itu berasal dari Desa Karangjambu, Kecamatan Kejobong, Kawedan Bukateja, Kabupaten Purbalingga.Anehnya, kayu itu berhenti tepat di lokasi pembangunan. Adipati Mrapat tersentuh hati melihat kejadian itu. Lalu diambilah kayu tersebut. Kemudian djaikan saka guru Balai Si Panji. Karena kayu itu bernama kayu mas yang hanyut terbawa arit, maka pusat pemerintahan yang dibangun tadi diberi nama “Banyumas” (air dan kayu mas).Cerita ketiga adalah bahwa dalam sejarah Toyamas disebutkan bahwa nama Banyumas adalah berhentinya Adipati Mrapat dalam perjalanan mudik dari Wirasaba. Pada saat itu ia melalui Kali Rukmi atau Kali Mas. Bersama para Nayaka Praja dan Prajuritnya, ia berhenti di pertemuan Sungai Mas dengan sungai yang lain. Disitu Adipati Mrapat membuat psenggrahan yang kemudian diberi nama Banyumas.
Cerita keempat menyebutkan bahwa nama Banyumas berasal dari kata banyu dan emas. Kata-kata itu diceritakan oleh penduduk daerah tersebut secara bersaut-sautan. Konon sebelum nama Banyumas daerah itu disebut Selarong. Kala itu Selarong kedatangan seorang tamu dengan menunggang kuda. Selama di Selarong, tamu itu bertingkah laku aneh, berbeda dengan adat istiada setempat. Oleh karena itu, penguasa praja mengambil tindakan pengamanan. Tamu dimasukkan kedalam bui atu penjara.Pada saat itu kota Selarong sedang dilanda kemarau panjang. Sumur-sumur kering. Aliran Sungai Serayu surut.Untuk mendapatkan air sangat susah. Penduduk harus membuat belik-belik di pinggir sungai. Sejak tamu itu dimasukkan ke dalam penjara secara kebetulan tampaklah awan hitam di langit. Lama-kelamaan berubah menjadi mendung. Suasana pun menjadi gelap dan akhirnya turunlah hujan dengan lebatnya. Bukan main gembiranya penduduk Selarong. “Banyu…Banyu…Banyu...” dan yang lain berteriak kata-kata “Banyu Emas“. Banyu Mas artinya air yang sangat berharga bagaikan emas. Sejak saat itulah kota Selarong berganti nama menjadi Banyumas sampai sekarang.Sejak kejadian itu, penguasa melepaskan tamu itu dari penjara, dengan pertimbangan keadaan mulai tenang. Setelah dibebaskan tamu itu langsung pergi ke Desa Dawuhan. Di sana ia berguru kepada orang sakti bernama Embah Galagamba atau biasa disebut Ki Glagah Amba. Kedua orang itu tinggal di Padepokan Dawuhan hingga akhir hayatnya. Embah Glagah dan muridnya dimakamkan di Dawuhan.

Lambang Kabupaten Banyumas
Daun lambang. Berbentuk bulat dan didalamnya berlukiskan dari atas ke bawah, melambangkan kebulatan tekad masyarakat di wilayah Kabupaten Banyumas dalam melaksanakan usahanya yang suci, ikut serta dalam revolusi bangsa Indonesia dalam mengejar cita-cita bangsa yaitu masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
            Gunung Slamet. Berwarna abu-abu(kelabu) atau hitam dengan latar belakang warna biru di bagian atas dan warna hijau di bagian sebelah bawahnya.
NAMA SLAMET: mencerminkan harapan masyarakat di kabupaten Banyumas khususnya dan seluruh wilayah Indonesia umumnya agar supaya senantiasa selamat di dunia dan akhirat kelak dengan arti kata sesuai dengan Pancasila.
GUNUNG SLAMET: digambarkan sangat megah menjulang tinggi ke angkasa, melukiskan keagungan dan keteguhan yang dimiliki dan diamalkan oleh manusia masyarakat di Kabupaten Banyumas. Di gunung terdapat terdapat hutan lebat yang perlu dijaga agar tetap menghijau, mengingat fungsi hutan bagi daerah (hasta karana) yang bersifat: klimatologis, hidrologis, orologis, sosiologis, ekonomis, strategis, estetis, sanitair.
             Sungai Serayu. Terletak melintang dengan warna kuning emas berlapis tiga yang dibatasi dengan baris gelombang sebanyak empat buah berwarna hitam.
NAMA SERAYU: mencerminkan harapan masyarakat di Kabupaten Banyumas khususnya dan seluruh Indonesia umumnya, agar supaya senantiasa RAHAYU atau selamat.
AIR SUNGAI SERAYU: sangat bermanfaat untuk pertaniandan usaha-usaha produksi serta usaha-usaha untuk kesejahteraan lainnya dari masyarakat Kabupaten Banyumas dan sekitarnya. Digambarkan tiga lapis gelombang maksudnya, bahwa sungai tersebut mengalir di tiga ex Kawedanan yaitu Banyumas, Sokaraja, Jatilawang.
Seludang (Mancung). Berwarna cokelat dan manggar berwarna kuning emas yang tandanya terdapat 10 butir buah kelapa yang masih muda (bluluk) berwarna putih.kuning dan seluruhnya terletak di bagian bawah sebelah kiri. Kabupaten Banyumas merupakan penghasil gula kelapa dan merupakan sumber salah satuusaha rakyat.
Setangkai/ranting cengkeh, dengan tangkainya yang berbuah lima biji, cengkeh berwarna cokelat/kuning emas yang terletak di belahan bawah sebelah kanan. Berbuah lima diartikan Pancasila. Kabupaten Banyumas merupakan penghasil cengkeh yang cukup besar.
Gada Rujak Polo. Berwarna hitam yang beruas lima buah, pinggiran lukisan yang ada di dalamnya merupakan batas ruas yang berwarna kuning. Merupakan senjata Raden Werkudara dengan sifat satria, jiwa pejuang yang gagah berani dan kuat yang dimiliki oleh orang Banyumas yang mengingatkan para tokoh dan pejuang Kabupaten Banyumas. Raden Werkudara bersifat jujur dan cablaka yang juga merupakan sifat orang Banyumas.
Sebatang pohon beringin. Pohon beringin yang mempunyai sulur enam buah dan rimbunan daun berupa tiga lapisan gelombang yang merupakan rangkaian 24 busur dengan susunan dari dalam keluar 4,6, dan 14 yang keseluruhannya berwarna putih dan terletak di tengah sebagai bayangan (di belakang gada rujak polo). Bermakna pengayoman, keadilan, dan kebenaran yang diusahakan dan menjadi cita-cita masyarakat Banyumas. 
Surya sengkala:RARASING RASA WIWARANING PRAJA. Mengandung makna Tahun 1966 dan juga diartikan bahwa rasa yang serasi dari masyarakat merupakan pintu gerbang untuk memasuki daerah atau negara yang dicita-citakan.Ditulis dengan huruf Latin berwarna emas di atas dasar yang berbentuk pita sebagai bayangan berwarna hitam dengan pelisir kuning emas.
Nama daerah "DAERAH KABUPATEN BANYUMAS" ditulis dengan huruf Latin berwarna kuning emas di atas dasar yang berbentuk pita berwarna merah pelisir warna kuning emas.
Pengapit lambang
  • Sebelah kiri:Setangkai bulir padi berbiji 17 (berwarna kuning emas)
  • Sebelah kanan:Ranting murbai 8 (berwarna hijau berpelisir warna kuning emas, berbuah delapan untai/buah berwarna merah dan kuning emas serta tangkainya berwarna kuning emas) Menggambarkan dan bermakna Kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Perpaduan antara padi murbai dan gada rujak polo melambangkan hari depan rakyat Banyumas yang menuju masyarakat adil dan makmur yang diridhoi oleh Tuhan Yang Maha Esa. Perpaduan antara bulir padi tujuh belas biji, murbai berdaun delapan, garis gelombang empat buah dan gada beruas lima adalah merupakan angka tanggal bersejarah, Hari Proklamasi Indonesia, 17 Agustus 1945.
Makna Warna untuk motif gambar lambang daerah
  • Biru:kedamaian, terang
  • Hitam:keabadian,keteguhan,setia,konsekuen
  • Kuning emas:kemurnian dan ketinggian mutu, keluhuran
  • Hijau:kesuburan,kemakmuran
  • Merah:keberanian,dinamika
  • Putih:kesucian,kejujuran







Kebudayaan Banyumas
1.      Ebeg
Description: C:\Users\zizi\Documents\DSC_9990.JPG
Ebeg adalah jenis tarian rakyat yang berkembang di wilayah Banyumasan. Varian lain dari jenis kesenian ini di daerah lain dikenal dengan nama kuda lumping atau jaran kepang, ada juga yang menamakannya jathilan (Yogyakarta) juga reog (Jawa Timur) namun di wilayah Kecamatan Tambak (Wilayah Kabupaten Banyumas bagian selatan) lebih dikenal dengan nama "ebleg". Tarian ini menggunakan “ebeg” yaitu anyaman bambu yang dibentuk menyerupai kuda berwarna hitam atau putih dan diberi kerincingan. Penarinya mengenakan celana panjang dilapisi kain batik sebatas lutut dan berkacamata hitam, mengenakan mahkota dan sumping ditelinganya.
2.      Begalan
Description: C:\Users\zizi\Documents\annas.jpg
Begalan adalah jenis kesenian yang biasanya dipentaskan dalam rangkaian upacara perkawinan yaitu saat calon pengantin pria beserta rombongannya memasuki pelataran rumah pengantin wanita. Disebut begalan karena atraksi ini mirip perampokan yang dalam bahasa Jawa disebut begal. Upacara ini diadakan apabila mempelai laki-laki merupakan putra sulung. Begalan merupakan kombinasi antara seni tari dan seni tutur atau seni lawak dengan iringan gending. Sebagai layaknya tari klasik, gerak tarinya tak begitu terikat pada patokan tertentu yang penting gerak tarinya selaras dengan irama gending. Jumlah penari 2 orang, seorang bertindak sebagai pembawa barang-barang (peralatan dapur), seorang lagi bertindak sebagai pembegal/perampok. Barang-barang yang dibawa antara lain ilir, ian, cething, kukusan, saringan ampas, tampah, sorokan, centhong, siwur, irus, kendhil dan wangkring. Barang bawaan ini biasa disebut brenong kepang. Pembegal biasanya membawa pedang kayu. Kostum pemain cukup sederhana, umumnya mereka mengenakan busana Jawa.

3.      Lengger-Calung

Description: Hasil gambar untuk gambar lengger calung banyumas

Kesenian tradisional lengger-calung tumbuh dan berkembang di wilayah ini. Sesuai namanya, tarian lengger-calung terdiri dari lengger (penari) dan calung (gamelan bambu), gerakan tariannya sangat dinamis dan lincah mengikuti irama calung. Diantara gerakan khas tarian lengger antara lain gerakan geyol, gedheg dan lempar sampur.Dulu penari lengger adalah pria yang berdandan seperti wanita, kini penarinya umumnya wanita cantik sedangkan penari prianya hanyalah sebagai badut pelengkap yang berfungsi untuk memeriahkan suasana, badut biasanya hadir pada pertengahan pertunjukan. Jumlah penari lengger antara 2 sampai 4 orang, mereka harus berdandan sedemikian rupa sehingga kelihatan sangat menarik, rambut kepala disanggul, leher sampai dada bagian atas biasanya terbuka, sampur atau selendang biasanya dikalungkan dibahu, mengenakan kain/jarit dan stagen. Lengger menari mengikuti irama khas Banyumasan yang lincah dan dinamis dengan didominasi oleh gerakan pinggul sehingga terlihat sangat menggemaskan. Peralatan gamelan calung terdiri dari gambang barung, gambang penerus, dhendhem, kenong dan gong yang semuanya terbuat dari bambu wulung (hitam), sedangkan kendang atau gendang sama seperti gendang biasa. Dalam penyajiannya calung diiringi vokalis yang lebih dikenal sebagai sinden. Satu grup calung minimal memerlukan 7 orang anggota terdiri dari penabuh gamelan dan penari/lengger.

4.      Wayang Kulit Gagrag Banyumasan

Description: Hasil gambar untuk wayang kulit gagrag banyumas

Sebagaimana masyarakat Jawa pada umumnya, masyarakat Banyumasan juga gemar menonton pertunjukan wayang kulit. Pertunjukan wayang kulit di wilayah Banyumas lebih cenderung mengikuti pedalangan “gagrag” atau gaya pedalangan khas Banyumasan. Seni pedalangan gagrag Banyumasan sebenarnya mirip gaya Yogya-Solo bercampur Kedu baik dalam hal cerita, suluk maupun sabetannya, bahasa yang dipergunakanpun tetap mengikuti bahasa pedalangan layaknya, hanya bahasa para punakawan diucapkan dengan bahasa Banyumasan. Nama-nama tokoh wayang umumnya sama, hanya beberapa nama tokoh yang berbeda seperti Bagong (Solo) menjadi Bawor atau Carub. Menurut model Yogya-Solo, Bagong merupakan putra bungsu Ki Semar, dalam versi Banyumas menjadi anak tertua. Tokoh Bawor adalah maskotnya masyarakat Banyumas.
Ciri utama dari wayang kulit gagrag Banyumasan adalah nafas kerakyatannya yang begitu kental dan Ki Dalang memang berupaya menampilkan realitas dinamika kehidupan yang ada di masyarakat. Tokoh pedalangan untuk
Wayang Kulit Gagrag Banyumasan yang terkenal saat ini antara lain Ki Sugito Purbacarito, Ki Sugino Siswacarito, Ki Suwarjono dan lain-lain.

5.      Gending Banyumasan

Description: Hasil gambar untuk gending banyumasan

Gending khas lagu-lagu Banyumasan sangat mewarnai berbagai kesenian tradisional Banyumasan, bahkan dapat dikatakan menjadi ciri khasnya, apalagi dengan berbagai hasil kreasi barunya yang mampu menampilkan irama Banyumasan serta dialek Banyumasan. Ciri-ciri khas lainnya antara lain mengandung parikan yaitu semacam pantun berisi sindiran jenaka, iramanya yang lebih dinamis dibanding irama Yogya-Solo bahkan lebih mendekati irama Sunda. Isi-isi syairnya umumnya mengandung nasihat, humor, menggambarkan keadaan daerah Banyumas serta berisi kritik-kritik sosial kemasyarakatan. Lagu-lagu gending Banyumasan dapat dimainkan dengan gamelan biasa maupun gamelan calung bambu. Seperti irama gending Jawa pada umumnya, irama gending Banyumasan mengenal juga laras slendro dan pelog.




Makanan Khas Banyumas
1.       Mendoan
Description: E:\+ Gambar +\Kelas 9\Banyumas\Makanan\Mendoan.jpg
Salah satu makanan asli Banyumas adalah tempe mendoan. Tempe mendoan (kita sebut saja mendoan agar lebih mudah) pada dasarnya sama dengan tempe lain yang terbuat dari kedelai. Hanya saja mendoan mempunyai keunikan tersendiri, yakni cara penyajiannya. Jika kita membeli tempe goreng di tukang gorengan yang kita temui adalah tempe yang digoreng garing (kering). Mendoan tidak demikian, makanan ini disajikan dalam keadaan "mendo" yang artinya dalam bahasa indonesia adalah setengah matang. Keunikan lagi dari tempe Banyumas adalah dibuat dengan cara membungkus kedelai berjajar tipis dan melebar, beda dengan tempe dari daerah lain yang cenderung lebih tebal.
2.       Keripik Tempe
Description: E:\+ Gambar +\Kelas 9\Banyumas\Makanan\Keripik Tempe.jpg
Selain terkenal dengan mendoannya, Kab Banyumas Juga terkenal dengan kripiknya. Sepeti halnya mendoan, Kripik juga berbahan dasar tempe. Kalau mendoan adalah tempe tipis yang digoreng setengah matang tetapi kalau kripik adalah tempe tipis yang digoreng kering sekali. Tapi rasa gurihnya tidak hilang.  Kalau mendoan hanya bisa bertahan satu hari, sedangkan kripik bisa bertahan sampai satu bulan. Kripik dan mendoan melambangkan perwatakan orang Banyumas. Jika bibuat baik orang Banyumas juga akan lemas dan lebih baik akan tetapi jika dibuat jahat orang Banyumas akan mudah patah seperti kripik.


3.       Dages
Description: E:\+ Gambar +\Kelas 9\Banyumas\Makanan\Dage.jpg
Dages merupakan teman akrab dari mendoan. Biasanya jika dijual mendoan pasti juga di jual dages. Dages adalah  makanan sebagai varian tempe dengan campuran bahan ampas kelapa yang digumpalkan dan dijamurkan. Dages pada umumnya makan makanan kecil atau sarapan yang ditemani oleh cabai rawit atau lombok cengis. Dari dages pada umumnya dibuat gorengan kering/mendoan. Variasi lainnya, bisa juga dibuat oseng dages kombinasi kecambah, lombok merah, dan hijau, jadi mirip oseng hati sapi dan bila diiris tipis-tipis bisa digoreng kering jadi kripik dages rasanya mirip gorengan peru sapi, kriyik dan gurihnya. Seperti tempe bongkreck dages juga makanan yang sangat murah dan biasa dikonsumsi oleh orang pedesaan.
4.       Getuk Goreng Sokaraja
Description: E:\+ Gambar +\Kelas 9\Banyumas\Makanan\Getuk Goreng.JPG
 Getuk goreng adalah penganan khas Sokaraja yang manis dan gurih, dibuat dari singkong dan dibumbui gula kelapa. Getuk goreng ditemukan secara tidak sengaja pada tahun 1918 oleh Sanpirngad, seorang penjual nasi keliling di daerah Sokaraja. Pada saat itu getuk yang dijual tidak laku, sehingga beliau mencari akal agar getuk tersebut masih bisa dikonsumsi. Kemudian, getuk yang tidak habis dijual pada hari itu dia goreng dan dijual lagi. Ternyata, makanan baru tersebut digemari oleh para pembeli Saat ini getuk goreng dapat dengan mudah ditemui di sepanjang jalan di Sokaraja. Getuk yang digoreng juga bukan lagi getuk yang tidak laku dijual, melainkan sengaja dibuat untuk digoreng.



5.       Soto Sokaraja
Description: E:\+ Gambar +\Kelas 9\Banyumas\Makanan\Soto Sokaraja.JPG
Soto Sokaraja atau oleh masyarakat Banyumas disebut Sroto Sokaraja adalah sejenis makanan dari Indonesia. Soto ini memiliki ciri khas yang berbeda dengan soto-soto lainnya yang ada di Indonesia. Ciri utama dari soto ini adalah penggunaan sambal kacang dan ketupat. Soto Sokaraja sudah banyak dijual di luar Banyumas tetapi kalau sempat mampir ke Sokaraja, kita dapat menikmati soto di warung-warung yang berderet rapi di sepanjang jalan di Sokaraja.
6.       Lanting
Description: E:\+ Gambar +\Kelas 9\Banyumas\Makanan\Kelanting.jpg
Lanting adalah makanan renyah asli dari Kabupaten Banyumas, terbuat dari singkong, rasanya gurih dan renyah. Bentuk lingkaran, ada juga yang seperti angka delapan. Lanting khas Banyumas tersedia dalam berbagai rasa yaitu asin, pedas, keju, dan jagung manis. Lanting ini bisa agan dapatkan di pusat-pusat oleh-oleh khas Purwokerto.
6.       Nopia dan Mino
Description: E:\+ Gambar +\Kelas 9\Banyumas\Makanan\Nopia.jpg

Nopia dan Mino merupakan hasil produksi warga desa Pakunden Kecamatan Banyumas. Nopia dan Mino [Mini Nopia] adalah makanan khas Banyumas yang terbuat dari terigu, gula jawa, dan beberapa rempah-rempah. Ada beberapa proses yang harus dilalui dalam pembuatannya Nopia dan Mino, Terigu dibuat adonan kemudaian dibagi dua. Untuk bagian kulit dipisah. Bagian isi diberi gula jawa dan rempah-rempah serta perasa misalnya rasa bawang, nangka, coklat, durian, dsb. Untuk nopia takarannya lebih besar di bandningkan dengan mino.Bagian isi dimasukkan bagian kulit kemudian digulung-gulung dan dibulatkan, lalu proses yang sangat unik dan mungkin jarang sekali di temui di daerah lainnya adalah cara memasaknya. Oven dari tanah dan batu bata berbentuk lingkaran silinder yang mampu mempertahankan panasnya dengan stabil, serta diyakini lebih baik dibanding dengan oven modern berbahan bakar gas atau listrik, oven tersebut dipanaskan dengan bara arang kelapa atau arang kayu. Adonan yang berbentuk bulat ditempelken ke dinding tungku yang berbentuk silinder, pemanasan akan bersuhu hingga 90 derajat lebih. Adonan akan mengembang dalam bebeapa waktu.  Adonan jangan sampai meletus atau gosong. maka segera diangkat. jadilah nopia atau mino yang unik makanan khas Banyumas.
7.       Jenang Jaket
Description: E:\+ Gambar +\Kelas 9\Banyumas\Makanan\Jenang Jaket.jpg
Namanya memang Jaket, tapi tidak ada hubungannya dengan pakaian. Ini adalah makanan yang terbuat dari tepung dan juga gula melalui proses yang panjang. Tapi karena ciri khasnya, jenang jaket sudah lama menjadi makanan tradisional yang paling banyak dicari. Bahkan pada hari-hari besar (hari raya) seringkali produsen jenang jaket  menolak pesanan. Ini dikarenakan Jenang Ketan proses pembuatnnya lama dan juga membutuhkan ketekunan. Kalau anda berkunjung ke Purwokerto dan ingin mengunjungi sentra pembuatan jenang jaket silahkan datang saja ke kawasan produksi jenang jaket di daerah MERSI Purwokerto.




Tempat Wisata di Banyumas
1.       Baturraden
Description: E:\+ Gambar +\Kelas 9\Banyumas\Wisata\Baturraden.jpg
Tempat wisata di Purwokerto yang satu ini seolah sudah melegenda. Tak hanya populer tetapi juga menjadi favorit wisatawan baik lokal maupun domestik bahkan mancanegara. Baturaden menawarkan keindahan panorama alam disertai dengan beragam wahana permainan yang bisa dinikmati bersama keluarga.Terletak di lereng Gunung Slamet, Baturaden menyuguhkan hawa sejuk nan menyegarkan sehingga cocok sekali sebagai destinasi rekreasi Anda bersama keluarga. Lokasi wisata ini juga mudah diakses dan tak jauh dari pusat kota, karena Anda hanya membutuhkan waktu kurang lebih 15 menit dari pusat kota Purwokerto ke tempat wisata Baturaden.
2.       Pemandian Kalibacin
Description: Pemandian Kalibacin purwokerto-banyumas
Pemandian Kalibacin menjadi salah satu tempat wisata di Purwokerto yang banyak dikunjungi wisatawan. Daya tarik utama dari tempat wisata ini adalah pemandian air hangat yang dipercaya sanggup menyembuhkan berbagai penyakit kulit, karena mengandung belerang.  Lokasinya berada di Desa Tambaknegara, Kecamatan Rawalo.





3.       Crossworld Paintball
Description: crossworld paintball purwokerto
Berwisata alam memang menyenangkan dan menenangkan. Namun, apabila Anda bosan dengan wisata alam, wisata yang satu ini bisa menjadi pilihan, Crossworld Paintball. Tempat wisata di Purwokerto ini menawarkan war game atau permainan perang-perangan. Nah, Anda bisa beraksi bak jagoan di film-film Hollywood. Untuk menikmati wisata ini tentu Anda harus berkunjung bersama dengan rombongan.Tempat wisata ini terletak di Jalan Ringin Tirto No. 69. Selain paintball, di tempat wisata ini Anda juga bisa menikmati permainan bilyard dan sajian di mini food court.
4.       Curug Cipendok
Description: E:\+ Gambar +\Kelas 9\Banyumas\Wisata\Curug Cipendok 1.jpg
Curug Cipendok telah dilengkapi dengan sarana prasarana memadai yang memudahkan wisatawan untuk menikmati keindahan alamnya. Keindahan alam yang masih sangat terjaga dengan buaian udara yang sejuk dan segar menjadi daya tarik utama dari tempat wisata ini. Tak hanya itu, Anda juga bisa mendapati suara-suara penghuni hutan seperti kera dan elang. Untuk urusan kuliner, Anda tak perlu khawatir, karena di lokasi ini telah banyak warung yang menjajakan makanan khas Purwokerto.Lokasinya cukup jauh dari pusat kota Purwokerto, yakni berjarak sekitar 25 km, tepatnya berada di Desa Karangtengah, Cilongok, Banyumas.



5.       Curug Nangga
Description: E:\+ Gambar +\Kelas 9\Banyumas\Wisata\Curug Nangga.jpg
Curug ini menjadi terkenal sejak ter-ekspose di media sosial. Curug ini memiliki 7 tingkatan, dari atas sampai bawah dan terlihat begitu eksotis dari kejauhan. Nama-nama curug ini dari yang paling atas itu namanya Curug Nangga, lalu yang kedua Curug Cikidang, Curug Gomblang, Curug Pewinian, Curug Bantar Pewinian, Curug Lunjar, dan yang terakhir ini Curug Benda. Untuk dapat menikmati keindahan alam curug nangga, para wisatawan hanya perlu membayar tiket  masuk seharga Rp 3.000.Lokasi curug ini ada di desa Petahunan, kecamatan Pekuncen (ajibarang), kabupaten Banyumas.
6.       Curug Bayan
Description: E:\+ Gambar +\Kelas 9\Banyumas\Wisata\Jurug Bayan.jpg
Curug Bayan ini memiliki ketinggian sekitar 7m. Di bawahnya ada ceruk berkedalaman sekitar 2-5 m. Jika anda mau ke sini, mendingan pakai kendaraan pribadi, soalnya di sini tidak ada angkutan umum sama sekali. Untuk masuk ke curug ini, anda hanya perlu membayar tiket sekitar Rp 3.000.Lokasi curug ini terletak di Dusun Kalipagu, Desa Ketenger, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas. Letaknya sekitar 3 km sebelah barat dari obyek wisata Baturraden.




0 komentar:

Posting Komentar

 

ZaiZai Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang